Mencari Solusi Pendanaan Kanker

Kamis, 22 Maret 2018 - 12:17 WIB
Mencari Solusi Pendanaan Kanker
Mencari Solusi Pendanaan Kanker
A A A
JAKARTA - Diprediksi pada tahun 2030 mendatang, jumlah penderita kanker di Indonesia akan melonjak hingga tujuh kali lipat. Prediksi itu dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kanker paru, hati, usus, kolorektal, payudara, dan serviks merupakan beberapa jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Kanker bukan hanya menurunkan kualitas hidup penderitanya, juga memakan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Berangkat dari isu ini, para pembuat keputusan, tenaga medis, perusahaan asuransi, investor, dan ilmuwan berkumpul di acara War on Cancer South-East Asia pada 20 Maret lalu di Jakarta, untuk mencari solusi terhadap pendanaan kanker di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah di Asia Tenggara.

Konferensi yang berlangsung satu hari ini membahas tantangan pendanaan program penanganan kanker dan mengevaluasi bantuan hemat biaya untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah di Asia Tenggara.

Meskipun telah banyak negara yang memprioritaskan kanker dengan kebijakan sistem kesehatan secara menyeluruh, acara ini lebih membahas berbagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Direktur Editorial The Economist Intelligence Unit Charles Goddard dalam sambutannya mengatakan, “Harus ada rasa urgensi yang lebih besar dalam mengimplementasikan program pengawasan kanker.”

Sementara itu, Menteri Kesehatan Indonesia Nila Farid Moeloek meringkas permasalahan ini dengan me ngatakan di Indonesia, penanganan kanker sangat mahal. Dalam daftar penyakit mematikan, kanker berada dalam urutan keempat di Indonesia.

Sementara itu, pembicara dari berbagai negara di Asia Tenggara membahas dan mendiskusikan berbagai mekanisme pendanaan inovatif, peran kerja sama, kebijakan khusus kanker, dan berbagai solusi hemat biaya untuk menangani kejadian kanker yang terus meningkat.

Beberapa hal yang pasti adalah gagasan bahwa kemajuan tidak akan tercipta tanpa kehendak politik dari departemen pemerintahan, termasuk badan keuangan. Padahal juga harus mendapatkan suara lebih besar dalam penentuan kebijakan yang terkait dengan kanker. “Kami perlu meyakinkan badan-badan keuangan untuk membiayai kanker dengan data yang baik,” ujar Clarito Cairo Jr dari Departemen Kesehatan Filipina.

Pendiri komunitas pasien kanker SALT Thanh Thanh Truong berharap bahwa organisasinya dan organisasi lain yang serupa dapat memberdayakan pasien kanker dan menyebarkan pe san bahwa kanker bukanlah se ka dar penyakit, melainkan sebuah ma sa lah yang dapat dicari jalan keluarnya. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5627 seconds (0.1#10.140)